MODUL 3
HUKUM OHM, HUKUM KIRCHOFF, VOLTAGE & CURRENT DIVIDER, MESH, NODAL, THEVENIN
1. Pendahuluan [Kembali]
Hukum Ohm menyatakan bahwa arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar akan sebanding dengan tegangan yang didapatkannya, tetapi berbanding terbalik dengan hambatan. Hukum Ohm merupakan salah satu ilmu dasar elektronika yang kerap ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
Hukum Kirchoff pada dasarnya membahas tentang konduksi listrik yang berkaitan dengan hukum konservasi energi. Dengan begitu, hukum Kirchoff sangat penting dipelajari sebagai dasar untuk memahami arus dan tegangan dalam rangkaian listrik, terutama rangkaian listrik tertutup.
Rangkaian pembagi arus (current divider) dan rangkaian pembagi tegangan(voltage divider) adalah prinsip dasar agar memahami tentang rangkaian elektronika. Pada perkuliahan biasanya ilmu ini diajarkan pada saat mata kuliah elektronika dasar.
Hukum Kirchoff merupakan salah satu hukum dalam ilmu Fisika yang mempelajari soal listrik dan kelistrikan. Hukum ini terbagi menjadi hukum Kirchoff 1 dan 2 yang sepenuhnya membahas tentang konduksi listrik.
Baca artikel detikedu, "Hukum Kirchoff Adalah? Begini Rumus dan Penerapannya dalam Kehidupan" selengkapnya https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6790210/hukum-kirchoff-adalah-begini-rumus-dan-penerapannya-dalam-kehidupan.
Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/
Analisis mesh adalah teknik untuk menghitung arus pada rangkaian planar di setiap titik sepanjang rangkaian. Analisis node memperkirakan tegangan antar node dalam rangkaian listrik menggunakan arus cabang
Analisis node mudah dilakukan bila pencatunya berupa sumber arus apabila pada rangkaian tersebut terdapat sumber tegangan, maka sumber tegangan tersebut diperlukan sebagai supernode, yaitu menganggap sumber tegangan tersebut diangap sebagai satu nod
Teorema Thevenin adalah salah satu teorema yang berguna untuk analisis rangkaian listrik.Teorema Thevenin menunjukkan bahwa keseluruhan rangkaian listrik tertentu yang tidak memiliki beban listrik, dapat diganti dengan rangkaian ekuivalen yang hanya mengandung sumber tegangan listrik independen dengan sebuah resistor yang terhubung secara seri, sedemikian hingga hubungan antara arus listrik dan tegangan listrik pada beban listrik tidak berubah.
2. Tujuan [Kembali]
1. Dapat memahami prinsip Hukum Ohm.
2. Dapat memahami prinsip Hukum Kirchoff.
3. Dapat memahami cara kerja voltage dan current divider.
4. Dapat membuktikan perhitungan arus dengan menggunakan Teorema Mesh.
5. Dapat membuktikan perhitungan tegangan dengan menggunakan Analisis Nodal.
6 Dapat menentukan tegangan ekivalen Thevenin dan resistansi Thevenin dari rangkaian DC dengan satu sumber.
3. Alat dan Bahan [Kembali]
A. Alat
1. Instrument
A.Resistor
Resistor merupakan komponen penting dan sering dijumpai dalam sirkuit Elektronik. Boleh dikatakan hampir setiap sirkuit Elektronik pasti ada Resistor. Tetapi banyak diantara kita yang bekerja di perusahaan perakitan Elektronik maupun yang menggunakan peralatan Elektronik tersebut tidak mengetahui cara membaca kode warna ataupun kode angka yang ada ditubuh Resistor itu sendiri.
Seperti yang dikatakan sebelumnya, nilai Resistor yang berbentuk Axial adalah diwakili oleh Warna-warna yang terdapat di tubuh (body) Resistor itu sendiri dalam bentuk Gelang. Umumnya terdapat 4 Gelang di tubuh Resistor, tetapi ada juga yang 5 Gelang.
Gelang warna Emas dan Perak biasanya terletak agak jauh dari gelang warna lainnya sebagai tanda gelang terakhir. Gelang Terakhirnya ini juga merupakan nilai toleransi pada nilai Resistor yang bersangkutan.
Tabel dibawah ini adalah warna-warna yang terdapat di
Tubuh Resistor :
Perhitungan untuk Resistor dengan 4 Gelang warna :
Cara Menghitung Nilai Resistor 5 Gelang Warna
Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-1
(pertama)
Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-2
Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-3
Masukkan Jumlah nol dari kode warna Gelang ke-4 atau
pangkatkan angka tersebut dengan 10 (10n)
Merupakan Toleransi dari nilai Resistor tersebut
Contoh :
Gelang ke 1 : Coklat = 1
Gelang ke 2 : Hitam = 0
Gelang ke 3 : Hijau = 5
Gelang ke 4 : Hijau = 5 nol dibelakang angka gelang
ke-2; atau kalikan 105
Gelang ke 5 : Perak = Toleransi 10%
Maka nilai Resistor tersebut adalah 105 * 105 = 10.500.000 Ohm atau 10,5 MOhm dengan toleransi 10%.
Contoh-contoh perhitungan lainnya :
Merah, Merah, Merah, Emas → 22 * 10² = 2.200 Ohm atau
2,2 Kilo Ohm dengan 5% toleransi
Kuning, Ungu, Orange, Perak → 47 * 10³ = 47.000 Ohm atau 47 Kilo Ohm dengan 10% toleransi
Cara menghitung Toleransi :
2.200 Ohm dengan Toleransi 5% =
2200 – 5% = 2.090
2200 + 5% = 2.310
ini artinya nilai Resistor tersebut akan berkisar antara 2.090 Ohm ~ 2.310 Ohm
B. Potensiometer
Potensiometer merupakan resistor variabel yang nilai
resistansinya dapat diubah dengan cara memutar tuasnya untuk mendapatkan
variasi arus. Potensiometer
biasanya digunakan untuk mengendalikan perangkat elektronik. Salah
satu contohnya seperti pengatur volume pada peralatan audio.
Potensiometer mempunyai 3 terminal, yaitu terminal A,
terminal B, dan wiper. Dimana prinsip kerjanya ketika terminal A
dan wiper dihubungkan maka nilai resistansinya semakin besar
jika tuasnya diputar ke kanan. Ketika terminal B dan wiper dihubungkan
maka nilai resistansinya semakin besar jika tuasnya diputar ke kiri. Sedangkan
ketika terminal A dan B dihubungkan maka pada potensiometer akan menunjukkan
nilai resistansi maksimum. Nilai resistansi ini akan selalu tetap dan
merupakan nilai resistansi total dari potensiometer.
C. Hukum Ohm
Hukum Ohm pada dasarnya adalah hukum yang menjelaskan mengenai kaitan
antara tegangan atau beda potensial, arus listrik, serta hambatan di dalam
rangkaian listrik.
Jadi Hukum Ohm ini adalah hukum dasar yang menjelaskan bahwa arus
listrik yang mengalir pada suatu penghantar sebanding dengan tegangan yang
didapatkannya, tetapi arus berbanding terbalik dengan hambatan. Arus listrik
dapat mengalir melalui penghantar disebabkan karena adanya perbedaan tegangan
atau beda potensial yang ada di antara dua titik di dalam penghantar.
Bunyi Hukum Ohm :
Bunyi hukum Ohm yang dipaparkan oleh George Simon Ohm antara
lain:
“Besarnya arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar akan
sebanding dengan tegangannya, dalam suhu yang tetap.”
Dari pernyataan tersebut maka dapat dikatakan bahwa perbandingan antara
tegangan dengan arus listrik disebut dengan hambatan.
D. Hukum Kirchhoff
Hukum Kirchhoff ditemukan oleh Gustav Robert Kirchhoff yang
merupakan ahli fisika asal Jerman. Kirchhoff menjelaskan hukumnya tentang
kelistrikan ke dalam dua bagian, yaitu Hukum I Kirchhoff dan Hukum II
Kirchhoff.
Hukum I Kirchhoff
Hukum ini merupakan hukum kekekalan muatan listrik yang menyatakan bahwa
jumlah muatan listrik yang mengalir tidaklah berubah. Jadi, pada suatu
percabangan, laju muatan listrik yang menuju titik cabang sama besarnya dengan
laju muatan yang meninggalkan titik cabang itu. Nah, di fisika, laju muatan
listrik adalah kuat arus listrik. Oleh karena itu, bunyi Hukum I Kirchhoff
lebih umum ditulis:
"Jumlah kuat arus listrik yang masuk ke suatu titik cabang akan
sama dengan jumlah kuat arus listrik yang meninggalkan titik itu."
Hukum I Kirchhoff biasa disebut Hukum Arus Kirchhoff atau Kirchhoff’s
Current Law (KCL).
besar kuat arus total yang melewati titik percabangan a secara matematis dinyatakan Σ Imasuk = Σ Ikeluar yang besarnya adalah I1 = I2 + I3.
Hukum II Kirchhoff
Hukum ini berlaku pada rangkaian yang tidak bercabang yang digunakan
untuk menganalisis beda potensial (tegangan) pada suatu rangkaian tertutup.
Hukum II Kirchhoff biasa disebut Hukum Tegangan Kirchhoff atau Kirchhoff’s
Voltage Law (KVL). Bunyi Hukum II Kirchhoff adalah:
"Jumlah aljabar beda potensial (tegangan) pada suatu rangkaian
tertutup adalah sama dengan nol."
Versi lain Hukum II Kirchhoff, yaitu pada rangkaian tertutup, berbunyi:
jumlah aljabar GGL (ε) dan jumlah penurunan tegangan (IR) sama dengan nol.
Secara matematis dapat dirumuskan sebagai: Σ ε+Σ IR = 0.
E. Voltage & Current Divider
Rangkaian pembagi tegangan
Rangkaian pembagi tegangan adalah
suatu rangkaian listrik yang dirancang untuk membagi tegangan input menjadi
tegangan yang lebih kecil pada beberapa resistor yang terhubung secara seri
atau paralel. Prinsip kerja dari rangkaian pembagi tegangan dapat dijelaskan
dengan menggunakan hukum Ohm dan aturan pembagian tegangan Kirchhoff.
Prinsip Kerja Rangkaian Pembagi
Tegangan:
Resistansi Total (Rtotal): Rangkaian
pembagi tegangan terdiri dari dua atau lebih resistor yang terhubung.
Resistansi total dari rangkaian dapat dihitung dengan menggabungkan
resistansi-resistansi tersebut sesuai dengan koneksi (seri atau paralel).
Hukum Ohm: Hukum Ohm menyatakan bahwa
arus dalam rangkaian sebanding dengan tegangan dan invers sebanding
dengan resistansi. Dalam rangkaian pembagi tegangan, hukum Ohm digunakan untuk
menghitung arus pada rangkaian.
I = Vin/Rtotal
Aturan Pembagian Tegangan Kirchhoff:
Aturan ini menyatakan bahwa dalam suatu simpul (node) dalam suatu rangkaian
listrik, jumlah aliran arus menuju simpul tersebut sama dengan jumlah arus yang
meninggalkan simpul tersebut. Dalam rangkaian pembagi tegangan, aturan ini
diterapkan untuk simpul pada kedua ujung resistor pembagi.
Vin = V1 + V2 + ... + Vn
Dimana V1, V2, ..., Vn adalah tegangan pada masing-masing resistor.
Tegangan Keluaran (Vout): Tegangan
keluaran pada titik tertentu diambil dari resistor tertentu dalam rangkaian.
Tegangan pada setiap resistor dihitung dengan menggunakan aturan pembagian
tegangan Kirchhoff.
Vout = Vin x (Rtarget/Rtotal)
Dimana Rtarget adalah resistansi
resistor yang terhubung pada titik keluaran.
Dengan memilih nilai resistansi yang sesuai, rangkaian pembagi tegangan dapat menghasilkan tegangan keluaran yang merupakan fraksi dari tegangan input.
Rangkaian pembagi arus
Rangkaian pembagi arus menggunakan
sifat rangkaian paralel, yaitu jumlah arus yang masuk sama dengan jumlah arus
yang keluar dari titik percabangan. Rangkaian pembagi arus membagi arus total
yang masuk ke dalam cabang-cabang rangkaian sesuai dengan perbandingan hambatan
pada masing-masing cabang. Rumus untuk menghitung arus pada cabang ke-n adalah:
In = I × Rn/Rtotal
Dimana In adalah arus pada
cabang ke-n, I adalah arus total yang masuk, Rtotal adalah
hambatan pengganti rangkaian paralel, dan Rn adalah hambatan pada
cabang ke-n.
F. Teorema Mesh
Metode arus Mesh merupakan prosedur langsung untuk menentukan arus pada setiap resistor dengan menggunakan persamaan simultan. Langkah pertamanya adalah membuat loop tertutup (disebut juga mesh) pada rangkaian. Loop tersebut tidak harus memiliki sumber tegangan, tetapi setiap sumber tegangan yang ada harus dimasukkan ke dalam loop. Loop haruslah meliputi seluruh resistor dan sumber tegangan. Dengan arus Mesh, dapat ditulis persamaan Kirchoff’s Voltage Law untuk setiap loop.
G. Teorema Thevenin
Teorema
Thevenin merupakan salah satu metode penyelesaian rangkaian listrik kompleks
menjadi rangkaian sederhana yang terdiri atas tegangan thevenin dan hambatan
thevenin yang terhubung secara seri. Beberapa aturan dalam menetapkan Vth dan Rth, yaitu:
1. Vth adalah tegangan yang terlihat melintasi
terminal beban. Dimana pada rangkaian asli, beban resistansinya dilepas (open
circuit). Jika dilakukan pengukuran, maka diletakkan multimeter pada
titik open circuit tersebut.
2. Rth adalah resistansi yang terlihat dari terminal pada saat beban dilepas (open circuit) dan sumber tegangan yang dihubung singkat (short circuit).
H. Analisis Nodal
Rangkaian analisis node saling melengkapi dengan
rangkaian analisis mesh. Rangkaian analisis node menggunakan hukum Kirchhoff
pertama, hukum Kirchhoff saat ini (KCL). Seperti yang kita sebutkan di atas,
namanya menyiratkan bahwa kita menggunakan tegangan node dan menggunakannya
bersama dengan KCL.
Analisis node mengharuskan kita untuk menghitung
tegangan node di setiap node sehubungan dengan tegangan ground (node
referensi), maka kita menyebutnya metode node-voltage.
Analisis node didasarkan pada aplikasi sistematis
hukum Kirchhoff saat ini (KCL). Dengan teknik ini, kita akan dapat menganalisis
rangkaian linier apa pun.
Apa saja yang perlu Anda persiapkan sebelum
menggunakan metode ini? Perlu diingat bahwa kita akan mendapatkan persamaan ‘n-1′,
di mana n adalah jumlah node termasuk node referensi. Menggunakan metode
analisis rangkaian ini berarti kita akan fokus pada tegangan node di rangkaian.
Sifat rangkaian analisis node:
- Rangkaian analisis node menggunakan hukum
arus Kirchhoff (KCL)
- Untuk node ‘n‘ (termasuk node referensi)
akan ada persamaan tegangan node independen ‘n-1′
- Memecahkan semua persamaan akan memberi kita
nilai tegangan node
- Jumlah node (kecuali node non-referensi)
sama dengan jumlah persamaan tegangan node yang bisa kita dapatkan.
0 komentar:
Posting Komentar