MODUL 1
1.Pendahuluan [Kembali]
Dalam berbagai perangkat elektronik, aliran listrik diatur
dan dimanipulasi melalui rangkaian yang terstruktur. Dua konfigurasi dasar yang
mendasari hampir semua rangkaian elektronik adalah rangkaian seri dan rangkaian paralel.Rangkaian seri adalah konfigurasi komponen
listrik atau elektronik yang disusun
secara berurutan seperti satu jalur. Bisa dibayangkan seperti
antrian, komponen-komponen tersebut dihubungkan ujung ke ujung sehingga
arus listrik hanya memiliki satu pilihan jalur untuk mengalir melalui
semua komponen ,sehingga arus pada tiap komponen itu sama,akan tetapi besar
tegangan tiap komponen bergantung pada resistansi komponen tersebut.Rangkaian
paralel adalah konfigurasi komponen listrik atau elektronik yang disusun secara berjajar seperti tangga.
Komponen-komponen dihubungkan pada titik yang sama di kedua sisinya,
sehingga menciptakan cabang-cabang pada
jalur arus listrik.Karena arus pada rangkaian parallel itu terbagi pada tiap
cabang,maka tegangan pada tiap komponennya akan sama.ini merupakan
karakteristik rangkaian parallel.
Untuk mengukur hambatan listrik dapat digunaan metode
jembatan wheatstone.Jembatan Wheatstone adalah sebuah rangkaian
elektronik yang digunakan untuk mengukur nilai resistansi yang tidak
diketahui dengan tingkat akurasi yang tinggi. Cara ini tidak
memerlukan alat ukur voltmeter dan amperemeter, cukup satu galvanometer untuk
melihat apakah ada arus listrik yang melalui suatu rangkaian
2. Tujuan [kembali]
a. Dapat menjelaskan karakteristik Voltmeter dan Amperemeter dari simbol- simbol alat ukur tersebut
b. Dapat menentukan posisi pembacaan dan batas ukur yang tepat dari alat ukur saat melakukan pengukuran.
c. Dapat
menjelaskan pengaruh Potensiometer dan Tahanan Geser terhadap arus dan
yang mengalir pada rangkaian.
d. Dapat
memahami prinsip kerja Jembatan
Wheatstone.
3. Alat dan Bahan [kembali]
A. Alat
1. Instrument
2. Module
3. Base Station
4. Jumper
B. Bahan
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyWhMNYyKffQf0SawtOoy9hyJ4bp__7VX7FbmeR8ElltcRDy1h3CvWUySvJi9QJZ8mF-0fdu22jezgl4l1HN9KALGWK-WWo5K8xeDJ8URAfP8TB90SNl742V2MJh2DYs09Jgzfni4eXqf0GZ5gtp3ivelF3sVcUJCumU5zgpUi-bMxhBXWCVHIzsgn0Zw/s1600/taha.png)
4. Dasar Teori [kembali]
A. Resistor
Potensiometer
merupakan resistor variabel yang nilai resistansinya dapat diubah dengan cara
memutar tuasnya untuk mendapatkan variasi arus. Potensiometer biasanya digunakan untuk mengendalikan
perangkat elektronik. Salah satu contohnya seperti pengatur volume pada
peralatan audio.
Potensiometer mempunyai 3
terminal, yaitu terminal A, terminal B, dan wiper. Dimana prinsip
kerjanya ketika terminal A dan wiper dihubungkan maka nilai
resistansinya semakin besar jika tuasnya diputar ke kanan. Ketika terminal B
dan wiper dihubungkan maka nilai resistansinya semakin besar
jika tuasnya diputar ke kiri. Sedangkan ketika terminal A dan B dihubungkan
maka pada potensiometer akan menunjukkan nilai resistansi maksimum. Nilai
resistansi ini akan selalu tetap dan merupakan nilai resistansi total
dari potensiometer.
Tahanan geser merupakan resistor variabel yang nilai resistansinya dapat diubah dengan cara menggeser tuasnya untuk mendapatkan variasi arus. Tahanan geser biasanya digunakan untuk mengendalikan perangkat elektronika. Salah satu contohnya seperti pada radio.
Tahanan geser mempunyai 3
terminal, yaitu terminal A, terminal B, dan wiper. Dimana prinsip
kerjanya ketika terminal A dan wiper dihubungkan maka nilai
resistansinya semakin besar jika tuasnya digeser ke kanan. Ketika terminal B
dan wiper dihubungkan maka nilai resistansinya semakin besar
jika tuasnya digeser ke kiri. Sedangkan ketika terminal A dan B dihubungkan
maka akan menunjukkan nilai resistansi maksimum. Nilai
resistansi ini akan selalu tetap dan merupakan nilai resistansi
total dari tahanan geser.
D. Jembatan Wheatstone
Rangkaian
jembatan wheatstone secara luas telah digunakan dalam beberapa pengukuran nilai
suatu komponen seperti resistansi, induktansi, dan kapasitansi.
Karena rangkaian jembatan wheatstone hanya membandingkan antara nilai komponen yang belum diketahui dengan komponen standar yang telah diketahui nilainya, maka akurasi pengukurannya menjadi hal yang sangat penting, terutama pada pembacaan pengukuran perbandingannya yang hanya didasarkan pada sebuah indikator nol pada kesetimbangan jembatan yang terlihat pada galvanometer.
Metode jembatan wheatstone dapat digunakan untuk mengukur hambatan
listrik. Cara ini tidak memerlukan alat ukur voltmeter dan amperemeter, cukup
satu galvanometer untuk melihat apakah ada arus listrik yang melalui suatu
rangkaian. Prinsip dari rangkaian jembatan wheatstone diperlihatkan pada Gambar
1.3:
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4UauWpH6Wk3rEYZxu4AzqdKIUJ3Gg8PKmm7_FeDMIVAzbwACpbgUTr7Vu_F6Q4a03gxVchUGe511KOHD0GeF6MHhz2U1d1htpAnX9xP5h2cQkJySNRpSsQh2t8UrDwrR5UrxO8cbTrMrAjjyx2FAnEUOWU_suASe_wIdywOOdlWAfA741ChWuE7ILzs8/s1600/rangkaian%20jembatan%20w.png)
Gambar 1.3. Rangkaian Jembatan Wheatstone
Keterangan Gambar:
S : Saklar penghubung
G : Galvanometer
V : Sumber tegangan
Rs : Resistor variabel
Ra dan Rb : Hambatan yang sudah diketahui nilainya
Rx : Hambatan yang akan ditentukan nilainya
0 komentar:
Posting Komentar