This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 30 September 2025

Tugas Pendahuluan 1

  

M2 Kondisi 10 Percobaan 1





1. Kondisi [Kembali]

Buatlah rangkaian J-K flip flop dan D flip flop seperti pada gambar pada percobaan dengan ketentuan input B0=1, B1=1, B2=1, B3=clock, B4=0, B5=tidak dihubungkan, B6=clock

2. Gambar Rangkaian [Kembali]

Sebelum dijalankan :



Sesudah dijalankan :




3. Video Simulasi [Kembali]

4. Prinsip Kerja Rangkaian [Kembali]

Prinsip kerja dari rangkaian percobaan 1 kondisi 1 pada gambar rangkaian yang telah ditampilkan adalah sebagai berikut :
  1. Input dan Sakelar

    • Rangkaian menggunakan beberapa sakelar (B0, B1, B2, B4, B5) untuk memberikan logika input dan sinyal kontrol.

    • Sakelar ini dapat diatur ke posisi logika tinggi (1) atau logika rendah (0) sesuai kebutuhan.

    • Selain itu, terdapat sinyal clock (CLK) yang berfungsi memberikan pulsa sebagai pemicu perubahan keadaan pada flip-flop.

  2. IC U1:A (74LS74 – D Flip-Flop)

    • Komponen U1:A adalah D Flip-Flop, yang bekerja dengan prinsip:

      • Output Q akan mengikuti input D setiap kali ada trigger clock (CLK).

      • Jika D = 1 dan datang pulsa clock, maka Q menjadi 1.

      • Jika D = 0 dan datang pulsa clock, maka Q menjadi 0.

    • Pin S (Set) dan R (Reset) dapat digunakan untuk langsung memaksa output Q ke kondisi 1 atau 0 tanpa menunggu clock.

  3. IC U2:A (74LS112 – JK Flip-Flop)

    • Komponen U2:A adalah JK Flip-Flop, yang bekerja dengan prinsip:

      • Jika J = 0 dan K = 0, maka output Q tetap (tidak berubah).

      • Jika J = 1 dan K = 0, maka output Q diset menjadi 1.

      • Jika J = 0 dan K = 1, maka output Q direset menjadi 0.

      • Jika J = 1 dan K = 1, maka output Q akan toggle (berubah dari 0 menjadi 1 atau sebaliknya) setiap ada pulsa clock.

    • Sama seperti D flip-flop, JK flip-flop ini juga memiliki input Set dan Clear untuk kontrol langsung.

  4. Hubungan Antar Flip-Flop (U1:A ke U2:A)

    • Output dari D flip-flop (U1:A) digunakan sebagai salah satu masukan bagi JK flip-flop (U2:A).

    • Dengan demikian, kondisi logika pada U1 akan memengaruhi keadaan U2 setiap kali pulsa clock diberikan.

    • Hal ini membentuk rangkaian sekuensial sederhana, di mana output tidak hanya bergantung pada input saat ini, tetapi juga pada keadaan sebelumnya.

  5. Output Rangkaian

    • Output dari kedua flip-flop ditampilkan pada indikator logika (Q dan Q̅).

    • Pada gambar ditunjukkan bahwa output Q = 1 dan Q̅ = 0, artinya flip-flop berada pada kondisi logika tinggi.

    • Kondisi ini bergantung pada kombinasi input sakelar, serta urutan pulsa clock yang sudah diberikan.

  6. Fungsi Rangkaian

    • Rangkaian ini menunjukkan prinsip dasar kerja flip-flop D dan JK dalam menyimpan dan memproses sinyal logika.

    • D flip-flop digunakan untuk penyimpanan data (data latch), sedangkan JK flip-flop digunakan untuk kontrol toggle atau perubahan keadaan.

    • Kombinasi keduanya dapat dimanfaatkan dalam sistem digital, seperti counter, register, atau rangkaian memori.

5. Download File [Kembali]
  • Download File Rangkaian [Klik]
  • Download Video Percobaan [Klik]


 

Tugas Pendahuluan 2

  

M2 Kondisi 9 Percobaan 2





1. Kondisi [Kembali]

Buatlah rangkaian T flip flop seperti pada gambar pada percobaan dengan ketentuan input B0=0, B1=1, B2=0

2. Gambar Rangkaian [Kembali]

Sebelum dijalankan :


Sesudah dijalankan :



3. Video Simulasi [Kembali]

4. Prinsip Kerja Rangkaian [Kembali]

5. Download File [Kembali]
  • Download File Rangkaian [Klik]
  • Download Video Percobaan [Klik]


 

Flip Flop





 

MODUL 2

FLIP FLOP

1. Tujuan [Kembali]

  1. Merangkai dan menguji berbagai macam flip-flop.                                                    

2. Alat dan Bahan [Kembali]

Gambar 2.1 Module D’Lorenzo 

Gambar 2.2 DL2203S Module D’Lorenzo 

Gambar 2.2 Jumper

Alat yang di gunakan :

1. Panel DL 2203C
2. Panel DL 2203D
3. Panel DL 2203S
4. Jumper

3. Dasar Teori [Kembali]


Flip Flop

Flip-flop adalah rangkaian elektronika yang memilki dua kondisi stabil dan dapat digunakan untuk menyimpan informasi. Flip-flop merupakan pengaplikasian gerbang logika yang bersifat Multivibrator Bistabil. Dikatakan Multibrator Bistabil karena kedua tingkat tegangan keluaran pada Multivibrator tersebut adalah stabil dan hanya akan mengubah situasi tingkat tegangan keluarannya saat dipicu (trigger). Flip-flop mempunyai dua Output (Keluaran) yang salah satu outputnya merupakan komplemen Output yang lain. 

A.  RS Flip-Flop

R-S Flip-flop merupakan dasar dari semua flip-flop yang memiliki 2 gerbang inputan atau masukan yaitu R dan S. 

 


Gambar 2.3 RS Flip-Flop

B. JK Flip Flop

J-K Flip-flop merupakan flipflop yang tidak memiliki kondisi terlarang atau yanng berarti diberi berapapun inputan asalkan terdapat clock maka akan terjadi perubahan pada keluaran atau outputnya. 

  
Gambar 2.4 Flip-Flop JK
C.  D Flip Flop

D Flip-flop merupakan salah satu jenis flip-flop yang dibangun dengan menggunakan flip-flop R-S . Perbedaan dengan R-S flip-flop terletak pada inputan R, dan D Flip-flop inputan R terlebih dahulu diberi gerbang NOT. 

 
Gambar 2.5 D Flip-Flop
D.  T Flip Flop

T Flip-flop merupakan rangkaian flip-flop yang telah di buat dengan menggunakan J-K Flip-flop yang kedua inputannya dihubungkan menjadi satu. Jika input T nya aktif dan dipengaruhi oleh clock maka outputnya akan berubah dan jika T tidak aktif walaupun dipengaruhi oleh clock maka outputnya tidak berubah. 

 

 Gambar 2.6 Flip-Flop T



 

Tugas Pendahuluan 2

  

Kondisi 12 Percobaan 2





1. Kondisi [Kembali]

Buatlah rangkaian seperti pada modul percobaan, Kemudian buatlah kondisi dengan inputan berupa saklar SPDT dengan output berupa Logic Probe. . · Rangkaian Decoder : A = 1, B' = 2, C = 1, D = 0

2. Gambar Rangkaian [Kembali]

Sebelum dijalankan :




Sesudah dijalankan :



3. Video Simulasi [Kembali]


4. Prinsip Kerja Rangkaian [Kembali]

Prinsip kerja dari rangkaian percobaan 2 kondisi 12 pada gambar rangkaian yang telah ditampilkan adalah sebagai berikut :
  1. Input Sakelar (A, B, C, D)
    Empat sakelar digunakan sebagai masukan biner (A, B, C, D). Masing-masing sakelar dapat bernilai 0 (off) atau 1 (on), sehingga dapat menghasilkan kombinasi bilangan biner dari 0000 hingga 1111. Kombinasi ini merupakan kode BCD (Binary Coded Decimal) yang nantinya akan diproses oleh IC dekoder.

  2. IC 4028 (BCD to Decimal Decoder, U1)
    Komponen utama yang digunakan adalah IC 4028, yang berfungsi sebagai dekoder BCD ke desimal.

    • Input: A, B, C, dan D sebagai kode biner.

    • Output: Q0–Q9 (dalam rangkaian diberi label Y0–Y9).
      Prinsip kerjanya adalah: hanya satu output yang akan aktif (logika 1) sesuai dengan nilai biner yang dimasukkan pada input A–D.

  3. Proses Dekode Logika

    • Jika input A–D = 0000, maka Y0 = 1, output lain bernilai 0.

    • Jika input A–D = 0001, maka Y1 = 1, output lain bernilai 0.

    • Jika input A–D = 0010, maka Y2 = 1, output lain bernilai 0.

    • … dan seterusnya hingga:

    • Jika input A–D = 1001 (desimal 9), maka Y9 = 1, output lain bernilai 0.

    Pada kondisi di gambar, input menghasilkan logika yang memicu Y5 = 1, sehingga hanya Y5 yang aktif.

  4. Indikator Output (Y0–Y9)
    Output dekoder ditampilkan dalam bentuk indikator logika (0 atau 1).

    • Angka 1 menandakan bahwa jalur tersebut aktif.

    • Angka 0 menandakan jalur tidak aktif.
      Dengan demikian, hanya satu output yang bernilai 1 sesuai dengan input biner yang diberikan.

  5. Output Akhir (Kondisi 12)
    Pada rangkaian ditampilkan bahwa output Y5 = 1, sedangkan output lainnya (Y0–Y4, Y6–Y9) bernilai 0.
    Hal ini menunjukkan bahwa kombinasi input biner yang diberikan pada sakelar A, B, C, D merepresentasikan angka desimal 5.

5. Download File [Kembali]


 

Tugas Pendahuluan 1

  

Kondisi 10 Percobaan 1





1. Kondisi [Kembali]

Buatlah sebuah rangkaian lengkap yang memuat 2 gerbang AND dengan 3 input dan 4 input, kemudian gerbang OR dengan 2 dan 4 input,kemudian 1 gerbang XOR dan 2 gerbang XNOR. Dan output akhir rangkaian keseluruhannya ditunjukkan dengan LED atau LOGIC PROBE. Dimana input awal berupa 3 saklar SPDT.

2. Gambar Rangkaian [Kembali]

Sebelum dijalankan :



Sesudah dijalankan :



3. Video Simulasi [Kembali]


4. Prinsip Kerja Rangkaian [Kembali]

Prinsip kerja dari rangkaian percobaan 1 kondisi 1 pada gambar rangkaian yang telah ditampilkan adalah sebagai berikut :
  1. Input Sakelar (SW1–SW3)
    Tiga buah sakelar digunakan sebagai masukan utama rangkaian. Masing-masing sakelar dapat diposisikan pada kondisi “on” (logika 1) atau “off” (logika 0). Kombinasi dari ketiga sakelar inilah yang akan menghasilkan input biner dan selanjutnya diproses oleh rangkaian gerbang logika.

  2. Gerbang AND (U1 dan U2)

    • U1 (AND 4 input) terhubung dengan ketiga sakelar sekaligus, ditambah satu jalur logika lain. Output U1 hanya akan bernilai 1 jika seluruh input bernilai 1.

    • U2 (AND 3 input) bekerja dengan prinsip yang sama. Ia menghasilkan logika 1 apabila ketiga input sakelar bernilai on.
      Hasil dari kedua gerbang ini akan menjadi dasar proses logika berikutnya.

  3. Gerbang OR (U3 dan U4)

    • U3 (OR 2 input) menerima sinyal dari keluaran U1 dan U2. Jika salah satu bernilai 1, maka output U3 akan bernilai 1.

    • U4 (OR 4 input) juga menggabungkan sinyal dari beberapa jalur input sekaligus, dan akan bernilai 1 jika ada minimal satu input aktif.
      Dengan demikian, blok OR ini berfungsi menggabungkan hasil keluaran dari gerbang AND.

  4. Gerbang XOR (U5)
    Output dari OR kemudian masuk ke gerbang XOR (U5). XOR menghasilkan logika 1 apabila jumlah input yang bernilai 1 adalah ganjil (berbeda), sedangkan jika sama maka output bernilai 0. Tahap ini menjadi kunci perbedaan hasil logika antara input-input sebelumnya.

  5. Gerbang XNOR (U6A dan U6B)
    Hasil keluaran dari XOR maupun jalur lain diproses melalui dua gerbang XNOR.

    • XNOR akan bernilai 1 jika kedua input yang dibandingkan sama (baik sama-sama 0 atau sama-sama 1).

    • Jika berbeda, maka output bernilai 0.
      Proses XNOR ini memberikan pembalikan logika dari XOR dan menjadi penentu akhir kondisi LED.

  6. Output Akhir (D1 – LED Biru)
    Hasil dari XNOR diteruskan ke indikator berupa LED biru (D1).

    • Jika output logika akhir bernilai 1, maka LED akan menyala.

    • Jika output bernilai 0, maka LED akan padam.
      Dengan demikian, kondisi nyala atau padamnya LED sangat ditentukan oleh kombinasi masukan dari SW1, SW2, dan SW3 yang diproses melalui rangkaian gerbang AND, OR, XOR, dan XNOR.

5. Download File [Kembali]


Gerbang Logika




 

MODUL 1

GERBANG LOGIKA

1. Tujuan [Kembali]

  1. Merangkai dan menguji operasi dari gerbang logika.
  2. Merangkai dan menguji gerbang logika dasar, Aljabar Boelean.
  3. Merangkai dan menguji rangkaian Encoder dan Decoder.
  4. Merangkai dan menguji rangkaian Multiplexer dan Demultiplexer                                                        

2. Alat dan Bahan [Kembali]


Gambar 1.1 DL2203C Module D’Lorenzo 

Gambar 1.2 DL2203S Module D’Lorenzo 

Gambar 1.3 Jumper

Alat yang di gunakan :

1. Panel DL 2203C
2. Panel DL 2203S
3. Jumper.
4. Laptop.
5. Software Proteus ver minimal 8.17

4. Dasar Teori [Kembali]


Gerbang Logika 

Gerbang Logika atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Logic Gate adalah dasar pembentuk Sistem Elektronika Digital yang berfungsi untuk mengubah satu atau beberapa Input (masukan) menjadi sebuah sinyal Output (Keluaran) Logis. Gerbang Logika beroperasi berdasarkan sistem bilangan biner yaitu bilangan yang hanya memiliki 2 kode simbol yakni 0 dan 1 dengan menggunakan Teori Aljabar Boolean. Berikut jenis jenis gerbang logika antara lain :

1. Gerbang AND

                                                (a)

Gambar 1.1 (a) Rangkaian dasar gerbang AND (b) Simbol gerbang AND 

Tabel 1.1 Tabel Kebenaran Logika AND

Gerbang AND merupakan gerbang logika yang menggunakan operasi perkalian. Bisa dilihat pada tabel diatas bahwa keluaran akan bernilai 1 jika semua nilai input adalah 1, dan jika salah satu atau lebih input ada yang bernilai nol maka output akan bernilai nol.


2. Gerbang OR

                                                        (a)                                                                (b)

Gambar 1.2 (a) Rangkaian dasar gerbang OR (b) Simbol gerbang OR 

Tabel 1.2 Tabel Kebenaran Logika OR

    Gerbang OR adalah gerbang logika yang menggunakan operasi penjumlahan. Nilai output bernilai 0 hanya pada jika nilai semua input bernilai 0. Bila dilihat dari rangkaian dasarnya maka didapat tabel kebenaran seperti di atas. Pada gerbang logika OR ini bisa dikatakan bahwa jika salah satu atau lebih input bernilai 1 maka output akan bernilai satu.

3. Inverter ( Gerbang NOT )

 
(a)

(b)


Gambar 1.3 (a) Rangkaian dasar gerbang NOT (b) Simbol gerbang NOT Tabel 
1.3 Tabel Kebenaran Logika NOT


    Gerbang NOT merupakan gerbang yang di mana keluarannya akan selalu berlawanan dengan masukannya.

 4. Gerbang NOR

(a)

(b)

Gambar 1.4 (a) Rangkaian dasar gerbang NOR (b) Simbol gerbang NOR 
Tabel 1.4 Tabel Kebenaran Logika NOR

    Gerbang NOR adalah gerbang OR yang disambung ke inverter. Jadi nilai keluarannya merupakan kebalikan dari gerbang OR.



5. Gerbang NAND

(a)



Gambar 1.5 (a) Rangkaian dasar gerbang NAND (b) Simbol gerbang NAND 

Tabel 1.5 Tabel Kebenaran Logika NAND


    Gerbang NAND adalah gerbang AND yang keluarannya disambungkan ke inverter. Dan nilai dari tabel kebenarannya merupakan kebalikan dari tabel kebenaran dari gerbang AND.

6. Gerbang Exlusive OR (X-OR)

(a)

(b)

Gambar 1.6 (a) Rangkaian dasar gerbang X-OR (b) Simbol gerbang X-OR

Tabel 1.6 Tabel Kebenaran Logika X-OR
    X-OR merupakan gerbang OR yang bersifat exlusif, di mana jika hasil penjumlahan inputnya bernilai ganjil maka outputnya bernilai 1 dan jika hasil penjumlahan inputnya bernilai genap maka outputnya bernilai 0.

7. Gerbang Exclusive NOR (X-NOR)

(a)

 
(b)

Gambar 1.10 (a) Rangkaian dasar gerbang X-NOR (b) Simbol gerbang X-NOR Tabel 

1.7 Tabel Kebenaran Logika X-NOR


    X-NOR merupakan gerbang X-OR yang keluarannya disambungkan dengan inverter Dan nilai dari tabel kebenarannya merupakan kebalikan dari tabel kebenaran dari gerbang X-OR. Dimana jika hasil penjumlahan inputnya bernilai genap maka outputnya bernilai 1, dan jika hasil penjumlahan inputnya bernilai ganjil maka outputnya bernilai 0.

Encoder-Decoder
    Encoder dan decoder dalam dunia elektronika digital adalah dua komponen penting yang banyak digunakan dalam sistem komunikasi, pengolahan data, dan kontrol digital. Keduanya berperan dalam mengubah informasi dari satu bentuk ke bentuk lainnya, sehingga memungkinkan perangkat digital untuk berkomunikasi secara efisien.

a. Encoder
(a)

(b)

Gambar 1.11 (a) Rangkaian dalam Encoder (b) IC Encoder 4 to 2 

1.8 Tabel Kebenaran Encoder 4 to 2


    Encoder adalah sebuah perangkat atau rangkaian elektronik/digital yang berfungsi untuk mengubah suatu bentuk data atau sinyal (biasanya dalam bentuk informasi, posisi, atau sinyal analog) menjadi kode biner. Dengan kata lain, encoder “menerjemahkan” input menjadi data digital yang lebih mudah diproses oleh sistem elektronik atau komputer.

b. Decoder
(a)

(b)

Gambar 1.12 (a) Rangkaian dalam Decoder (b) IC Decoder 2 to 4 

Tabel 1.9 Tabel Kebenaran Decoder 2 to 4

    Decoder (dekoder) adalah perangkat atau rangkaian logika digital yang berfungsi untuk mengubah kode biner menjadi sinyal keluaran yang sesuai.

Multiplexer dan Demultiplexer

    Multiplexer (MUX) dan Demultiplexer (DEMUX) adalah rangkaian digital penting dalam sistem komunikasi yang memiliki fungsi berlawanan. Multiplexer menggabungkan beberapa sinyal masukan menjadi satu keluaran, sedangkan Demultiplexer menerima satu sinyal masukan dan menyalurkannya ke salah satu dari banyak jalur keluaran.

a. Multiplexer
(a)

(b)

Gambar 1.13 (a) Rangkaian dalam Multiplexer (b) IC Multiplexer 4 to 1

Tabel 2.0 Tabel Kebenaran Multiplexer 4 to 1

    Multiplexer adalah perangkat pemilih beberapa jalur data ke dalam satu jalur data untuk dikirim ke titik lain. Komponen ini tersusun atas gerbang logika berkecepatan tinggi yang terdiri dari jalur input, terminal pengendali, dan jalur output.

b. Demultiplexer
(a)

  
(b)

Gambar 1.14 (a) Rangkaian dalam Demultiplexer (b) IC Demultiplexer 1 to 4 

Tabel 2.1 Tabel Kebenaran Demultiplexer 1 to 4

    Demultiplexer (DEMUX) adalah kebalikan dari multiplexer, berfungsi untuk mengarahkan satu input ke salah satu dari beberapa output berdasarkan sinyal seleksi. DEMUX sering disebut "data distributor".